ASAL
MULA NAMA
NEGERI HARUKU
Di
bagian selatan Pulau Seram terdapat sebuah pulau kecil yang merupakan salah
satu pulau dalam gugus kepulauan Lease, yang terdiri dari pulau Haruku, pulau
Saparua, dan pulau Nusa Laut. Pulau kecil tersebut adalah pulau Haruku yang
secara administrative berada dalam wilayah Kecamatan Haruku, Kabupaten Maluku
Tengah, Provinsi Maluku.
Konon,
Pulau Haruku dikenal juga dengan nama Nusa
Ama yang artinya Pulau Bapak (Nusa – pulau dan Ama = bapak). Pulau
Haruku terbagi atas dua bagian, yaitu bagian utara dan bagian selatan. Bagian
utara pulau Haruku terdiri dari negeri Ruhumoni, Kabau, Kailolo, Pelau, Kariu
dan Hulaliu, dan dikenal dengan sebutan HATUHAHA,
yang artinya atas batu dan dikenal juga sebagai ULI HATUHAHA. Bagian
selatan bernama HATULOLU, (bawah batu
atau bagian bawah), atau juga dikenal dengan sebutan ULI BUANGBESI yang didiami
oleh lima negeri yakni Negeri Haruku,
Samet, Oma, Wasu, dan Aboru.
Pada
masa lampau di bagian pegunungan Negeri Haruku dihuni oleh lima Aman (Negeri)
yang tinggal berpisah-pisah, yaitu Aman Thuomoi, Aman Huin, Aman Heratu, Aman
Hendatu, dan Aman Muei. Dari kelima Aman tersebut, Aman yang pertama kali di
bentuk yaitu Aman Thoumoi. setelah Aman ini di bentuk munculah Aman-aman lain. Pada
saat itu sering terjadi perang baik diantara desa-desa yang ada di pulau Haruku
maupun diantara Uli Hatuhaha dan Uli Hotulolu atau Uli Luangbesi. Penduduk di
pulau itu berperang untuk mempertahankan batas-batas petuanan mereka dan juga
untuk memperluas daerah kekuasaan. Oleh
karena peperangan yang sering terjadi maka penduduk di ke lima Aman ini, ingin
untuk menjadi satu. Mereka sering mengadakan pertemuan untuk membahas berbagai
persoalan yang dihadapi dan untuk menyusun strategi perang dalam menghadapi
musuh. Tujuan mereka adalah untuk memperkuat pertahanan mereka dan untuk
menguasi/merperluas daerah kekuasaan. Pertemuan selalu dilakukan di Aman Huin,
dan pada satu pertemuan akhirnya mereka sepakat dan mengambil keputusan untuk
bergabung menjadi satu Negeri yang di sebut Negeri Lama. Namun pada masa itu
mereka masih berada di hutan dan hanya memperluas wilayah Negeri di hutan.
Ketika kelima Aman ini bersatu, pertahanan mereka menjadi kuat dan daerah kekuasaan
mereka pun semakin luas dan mereka bisa hidup dengan lebih tenang di pegunungan
diantara desa Haruku yang sekarang dan Desa Oma.
Pola
hidup penduduk di Negeri Lama sangat
sederhana. Sehari-hari para wanita melakukan tugasnya didalam rumah seperti
membersihkan rumah, menyiapkan makanan untuk seisi rumah, merawat dan mengajar anak-anak.
Selain itu mereka juga melakukan aktifitas di luar rumah disekitar
perkampungan, yaitu mencuci pakaian di sungai, mencari/mengambil sayur-sayuran.
Sedangkan laki-laki selalu bekerja keluar dari perkampungan, yaitu mereka harus
berburu, bercocok tanam, harus mencari ikan di laut, dan mereka harus mengambil
air di laut untuk kebutuhan masak dan lain-lain.
Pola
makan penduduk Negeri Lama sangat
sederhana. Makanan pokok mereka sebagai sumber energi adalah sagu, yang
biasanya mereka olah menjadi papeda, sagu bakar, dan sagu kering (sagu bakar yang dijemur sampai kering). Sagu kering
dibuat sebagai persediaan makanan di musim hujan. Selain sagu mereka juga
menanam kasbi (singkong), petatas
(batatas/ubi), dan keladi sebagai
sumber energi seisi rumah. Umbi-umbian ini biasanya direbus. Sebagai sumber
protein. para lelaki biasanya berburu binatang di hutan, atau mencari ikan di
laut dan hasil laut lainnya di tepi pantai. Beberapa hari dalam seminggu mereka harus
turun dari gunung untuk mengambil air laut di pantai sebagai bahan untuk
merebus Patatas (Keladi), Kasbi (Singkong) dan untuk kebutuhan memasak karena belum ada garam sebagai bahan
penyedap makanan. Selain mengambil air laut untuk bahan masak, mereka juga
sering bameti (mencari ikan atau siput
dll di pantai) dan mangael (mengail ikan di laut).
Pada
suatu hari beberapa orang lelaki dari Negeri Lama turun ke pantai untuk mencari
ikan, mengambil air, dan bameti. Ketika mereka tiba di pantai, mereka melihat ada
sebuah kapal yang sangat besar dan sangat mewah yang sedang berlabuh. Ini
pertama kalinya merka melihat kapal yang besar sehingga membuat mereka terkejut
dan pandangan mereka tidak hilang sedikitpun dari kapal tersebut. Namun ada hal
lain yang membuat mereka tertarik dan memindahkan pandangan mereka dari kapal
mewah tersebut. Di tengah lautan, di dekat pelabuhan tempat kapal berlabuh, ada
sekoci yang sedang bergerak menuju ke pantai dan di dalamnya terdapat beberapa
lelaki. Para lelaki dari Negeri Lama ini terus memperhatikan orang-orang yang
berada di atas sekoci tersebut. Mereka terus
memperhatikan penumpang dalam sekoci itu dan merasa bahwa ada sesuatu yang
berbeda antara mereka dengan orang-orang itu. Mereka terus memandang dan
mencari tahu apa perbedaan di antara mereka sampai akhirnya mereka menemukan
perbedaan tersebut yaitu perbedaan fisik yang sangat mencolok. Mereka melihat
ke orang-orang tersebut dan sekali-kali melirik ke tubuh mereka, dan ternyata
banyak hal yang berbeda dengan orang-orang tersebut. Pertama, mereka mengangkat
tangan mereka dan melihat dari kejauham warna kulit orang-orang tersebut, warna
kulit mereka sangatlah putih dan jauh berbeda dengan warna kulit para lelaki
dari Negeri Lama. Setelah menemukan
bahwa warna kulit berbeda, mereka menemukan lagi yang berbeda yaitu hidung,
hidung orang-orang tersebut terlihat lebih mancung dan tajam, warna mata mereka
berbeda dan yang terakhir yaitu postur tubuh mereka yang sangat berbeda dengan
postur tubuh lelaki dari Negeri Lama. Ternyata orang-orang asing yang sedang
berlayar ke daratan adalah orang-orang dari Portugis, yang datang untuk mencari
rempah-rempah di Maluku.
Para
penumpang sekoci melihat ada orang di pantai dan mereka berpikir bahwa pasti
ada perkampungan di sekitar daerah tersebut. Orang-orang Portogis ini sangat
senang, akan tetapi sebaliknya, penduduk asli dari Negeri Lama ini menjadi
takut melihat orang –orang asing ini. Ketika
orang Portugis semakin mendekat, para lelaki dari Negeri Lama semakin takut dan
memutuskan untuk lari dari orang Portugis tersebut. Namun ketika sampai di
daratan, orang Portugis lalu mengejar lelaki dari Negeri Lama. Sampai pada
akhirnya salah satu dari mereka tidak dapat berlari lagi, ia memanjat salah
satu pohon yang ada di tepi pantai. Orang Portugis ini lalu mendekatinya dan
mencoba untuk berinteraksi dengannya, namun lelaki dari Negeri Lama ini merasa
takut dan terus memanjat pohon hingga sampai di ujungnya. Orang Portugis ini
pun berteriak dan bertanya kepada lelaki dari Negeri Lama apa nama Negeri yang
sekarang ia injak ini. Lelaki di atas pohon ini tidak mengerti bahasa Portugis,
dia berpikir orang Portugis ini bertanya tentang pohon yang ia naiki itu
bernama apa. Dengan nada suara yang gemetar seperti seorang pembantu yang
sangat takut ketika di marahi oleh majikannya, lelaki ini menjawab “HARU-UKUI”
yang artinya”UJUNG POHON BARU (HARU = pohon baru/waru, UKUI = ujung).
Orang
Portugis ini mengambil kesimpulan bahwa nama negeri ini adalah HARU-UKUI, dan
sejak saat itu nama Negeri Lama dikenal dengan nama HARU – UKUI. Kemudian dalam
perjalanan kehidupan penduduk Negeri Lama, mereka berpindah dari gunung ke tepi
pantai dan sekarang nama negeri ini lebih dikenal dengan nama HARUKU, namun
nama aslinya HARU-UKUI masing sering digunakan sampai sekarang misalnya dalam buku
karangan bapak Eliza Kissya yang berjudul kapata KEWANG HARUKU dan sasi AMAN
HARUKU-UKUI atau juga dalam kegiatan KALESANG HARU-UKUI. Kelima Aman yang
menjadi cikal bakal Negeri Haruku sekarang ini juga terwakili dalam ke lima SOA
yang ada sekarang yaitu Soa Raja, Soa Suneth, Soa Moni, Soa Lesirohi, dan Soa
Rumalesi.
Sekarang ini negeri
Haruku sangat dikenal baik di Maluku, di Indonesia bahkan di dunia
Internasional dengan sasi yang paling menarik dan unik yaitu SASI LOMPA, yang
merupakan perpaduan antara SASI LAUT dan SASI KALI. Setiap tahun saat pembukaan
SASI LOMPA, banyak orang dari berbagai tempat di Maluku, Indonesia bahkan Manca Negara datang di
Haruku untuk mengikuti acara ini.(Cerita Rakyat Negeri Haruku)
PHILIPPA PHILOMENA QUEENSY KOSHO
Ceritanya tentang Negeri Haruku tapi kenapa covernya 'foto Negeri Oma' ???
ReplyDelete